Kejahatan orang Amori harus mencapai kepenuhannya sebelum Allah mengirimkan mandatNya untuk menghancurkan sama sekali.
Pada generasi keempat, Allah merampas mereka untuk memberi ruang bagi umat-Nya. Di sini kita melihat penderitaan panjang Allah; Dia mengizinkan bangsa-bangsa suatu masa percobaan tertentu, tetapi ada titik di mana akumulasi kesalahan mereka akan menghadapi hukumanNya.
Mereka yang membatalkan hukum Allah, maju dari satu tingkat kejahatan ke tingkat kejahatan yang lain. Anak-anak akan mewarisi dari orang tua mereka roh yang jahat dan memberontak melawan Allah dan hukum-Nya, dan akan mencapai tingkat kejahatan yang lebih besar daripada orang tua mereka sebelum mereka sampai murka Allah menimpa mereka.
HukumanNya pun tak kalah pasti karena lama tertunda. Allah ingin kita mengambil pelajaran ini dalam hati. Dia ingin kita melihat prinsip keadilan ilahi dalam urusanNya, dan membuat kita memahami bahwa catatan tentang ketidaksalehan dan pelanggaran hukum dari setiap orang dan bangsa dengan akurasi Allah yang tak terbatas disimpan.
Meskipun ukuran kesalahan sedang mengisi, Allah masih menanggung, Dia memberi kesempatan dan keuntungan tambahan, menyerukan pertobatan dan mengajukan pengampunan.
Namun jika mereka terus menolak terang, dan tidak mengindahkan peringatan Allah, keadilan ilahi-Nya tidak akan selalu berlaku; karena ini adalah noda, noda di alam semestaNya; kesalahan mereka akan merusak semua yang berhubungan dengan mereka dan menyebar luas. {ST 10 Juni 1880, par. 2}
The iniquity of the Amorites must reach its fullness before God would send forth his mandate to destroy utterly. In the fourth generation God dispossessed them to make room for his people. Here we see the long suffering of God; he allows nations a certain probation, but there is a point where their accumulated guilt will meet its punishment. Those who would make void God’s law, advance from one degree of wickedness to another. Children would inherit from their parents the wicked, rebellious spirit against God and his law, and would go to greater extent in wickedness than their fathers before them until the wrath of God breaks forth upon them. The punishment was none the less certain because long delayed. God would have us take these lessons to heart. He would have us see the principle of divine justice in his dealings, and have us understand that a record is kept of the impieties and law breaking of any people and nation with the unerring accuracy of an infinite God. Although the measure of iniquity is filling up, God still bears, he gives additional opportunities and advantages, calling to repentance and proffering pardon. Yet if they continue to refuse light, and heed not the warnings of God, his divine justice will not always bear; for these are a blot, a stain upon his universe; their iniquity will corrupt all connected with them and become wide-spread. {ST June 10, 1880, par. 2}
Comments
Post a Comment