Sadarkah saya, saya sedang merampok Allah ketika menolak memberikan hari itu untuk pelayanan-Nya, berhenti dari pekerjaan saya. Allah telah menguduskan hari ketujuh, tetapi saya mengabaikan kekudusannya, dan dengan demikian saya menghina Sang Pemberi Hukum ?
Salah satu perintah Allah berbunyi: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu;
maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya."
Engkau merampok Allah ketika menolak memberikan hari itu untuk pelayanan-Nya, berhenti dari pekerjaanmu. Dia telah menguduskan hari ketujuh, tetapi engkau mengabaikan kekudusannya, dan dengan demikian menghina Pemberi Hukum.
Tetap saja kesabaran Allah diberikan kepadamu. Putuskanlah bahwa mulai sekarang kakimu akan berjalan di jalan ketaatan.
Kegelapan yang mengikatmu, seperti awan tebal, akan terbelah, dan cahaya surgawi akan menyinari semua orang yang akan memiliki kebenaran. {RH 31 Januari 1888, par. 10}
One of God’s commandments reads: “Remember the Sabbath day, to keep it holy. Six days shalt thou labor, and do all thy work: but the seventh day is the Sabbath of the Lord thy God: in it thou shalt not do any work, thou, nor thy son, nor thy daughter, thy man-servant, nor thy maid-servant, nor thy cattle, nor thy stranger that is within thy gates: for in six days the Lord made heaven and earth, the sea, and all that in them is, and rested the seventh day: wherefore the Lord blessed the Sabbath day, and hallowed it.” You are robbing God when you refuse to give that day to his service, abstaining from your own work. He has sanctified the seventh day, but you ignore its holiness, and thus cast contempt upon the Law-giver. Still the forbearance of God is exercised toward you. Make up your mind that from henceforth your feet shall go in the path of obedience. The darkness that binds you, like a thick cloud, will part asunder, and heavenly light will shine upon all those who will have the truth at any cost. {RH January 31, 1888, par. 10}
Comments
Post a Comment