Allah Bapa yang melalui Anak TunggalNya, Yesus Kristus, menciptakan alam semesta dan segala 'kelengkapannya', termasuk manusia yg diciptakan menurut gambar Allah dan Kristus ?
Hari Sabat, yang selalu menunjuk kepada Dia yang menjadikan mereka semua, menyuruh pria dan wanita untuk membuka buku alam yang agung dan menelusuri di dalamnya kebijaksanaan, kekuatan, dan kasih Sang Pencipta ?
Kami tidak mengambil kesalahan manusia tetapi berpegang pada firman Allah bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah dan Kristus, karena Firman menyatakan “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” Ibrani 1:1-3. {Ms236-1902,4}
Allah memandang dengan puas atas pekerjaan tangan-Nya. Semuanya sempurna, layak bagi Pencipta ilahiNya, dan Dia beristirahat, bukan sebagai Orang yang lelah, tetapi senang dengan buah kebijaksanaan dan kebaikan-Nya dan manifestasi kemuliaan-Nya. {BLJ 134.2}
Setelah beristirahat pada hari ketujuh, Allah menguduskannya, atau memisahkannya, sebagai hari istirahat bagi umat manusia.
Mengikuti teladan Sang Pencipta, para penghuni bumi harus beristirahat pada hari yang suci ini, agar ketika mereka memandang langit dan bumi, mereka dapat merenungkan karya besar penciptaan Allah;
dan agar ketika mereka melihat bukti hikmat dan kebaikan Allah, hati mereka dapat dipenuhi dengan cinta dan hormat kepada Pencipta mereka. {BLJ 134.3}
Di Eden, Allah mendirikan tugu peringatan karya penciptaan-Nya, dalam menempatkan berkat-Nya pada hari ketujuh.
Hari Sabat dipersembahkan kepada Adam, ayah dan wakil dari seluruh keluarga manusia. Pelaksanaannya harus menjadi tindakan pengakuan syukur, di pihak semua yang harus tinggal di bumi, bahwa Allah adalah Pencipta mereka dan Penguasa mereka yang sah; bahwa mereka adalah pekerjaan tangan-Nya dan subyek otoritas-Nya.
Dengan demikian lembaga itu sepenuhnya merupakan peringatan, dan diberikan kepada seluruh umat manusia. Tidak ada di dalamnya bayangan atau aplikasi terbatas untuk orang mana pun.... {BLJ 134.4}
Allah merancang bahwa hari Sabat akan mengarahkan pikiran semua orang kepada perenungan atas karya ciptaan-Nya.
Alam berbicara kepada indra mereka, menyatakan bahwa ada Allah yang hidup, Pencipta, Penguasa Tertinggi dari semua. “Langit menyatakan kemuliaan Allah; dan cakrawala menunjukkan hasil karyanya. Siang ke siang menyampaikan perkataan, dan malam ke malam menyampaikan pengetahuan” (Mazmur 19:1, 2).
Keindahan yang menyelimuti bumi adalah tanda kasih Allah. Kita mungkin melihatnya di bukit-bukit abadi, di pohon-pohon yang tinggi, di kuncup-kuncup yang terbuka dan bunga-bunga yang lembut. Semua berbicara kepada kita tentang Allah.
Hari Sabat, yang selalu menunjuk kepada Dia yang menjadikan mereka semua, menyuruh pria dan wanita untuk membuka buku alam yang agung dan menelusuri di dalamnya kebijaksanaan, kekuatan, dan kasih Sang Pencipta.—Patriarchs and Prophets, 47, 48. {BLJ 134,5 }
We take not the fallacies of man but the Word of God that man was created after the image of God and Christ, for the Word declares “God, who at sundry times and in divers manners spake in time past unto the fathers by the prophets, hath in these last days spoken unto us by his son, whom he hath appointed heir of all things, by whom also he made the worlds; who being the brightness of his glory, and the express image of his person, and upholding all things by the word of his power, when he had by himself purged our sins, sat down on the right hand of the Majesty of heaven.” Hebrews 1:1-3. {Ms236-1902.4}
God looked with satisfaction upon the work of His hands. All was perfect, worthy of its divine Author, and He rested, not as one weary, but as well pleased with the fruits of His wisdom and goodness and the manifestations of His glory. {BLJ 134.2}
After resting upon the seventh day, God sanctified it, or set it apart, as a day of rest for humankind. Following the example of the Creator, dwellers on earth were to rest upon this sacred day, that as they should look upon the heavens and the earth, they might reflect upon God’s great work of creation; and that as they should behold the evidences of God’s wisdom and goodness, their hearts might be filled with love and reverence for their Maker. {BLJ 134.3}
In Eden, God set up the memorial of His work of creation, in placing His blessing upon the seventh day. The Sabbath was committed to Adam, the father and representative of the whole human family. Its observance was to be an act of grateful acknowledgment, on the part of all who should dwell upon the earth, that God was their Creator and their rightful Sovereign; that they were the work of His hands and the subjects of His authority. Thus the institution was wholly commemorative, and given to the entire human race. There was nothing in it shadowy or of restricted application to any people.... {BLJ 134.4}
God designs that the Sabbath shall direct the minds of all people to the contemplation of His created works. Nature speaks to their senses, declaring that there is a living God, the Creator, the Supreme Ruler of all. “The heavens declare the glory of God; and the firmament sheweth his handiwork. Day unto day uttereth speech, and night unto night sheweth knowledge” (Psalm 19:1, 2). The beauty that clothes the earth is a token of God’s love. We may behold it in the everlasting hills, in the lofty trees, in the opening buds and the delicate flowers. All speak to us of God. The Sabbath, ever pointing to Him who made them all, bids men and women open the great book of nature and trace therein the wisdom, the power, and the love of the Creator.—Patriarchs and Prophets, 47, 48. {BLJ 134.5}
Saya wajib mengakui semua dosa saya, jangan ada yang tersisa yang disembunyikan ? Dengan mengakui dosa kepada Allah dan juga kepada sesama manusia, saya telah mati bagi diri sendiri dan Kristus muncul dalam hidup saya ? Saya wajib memeriksaan diri, mencari firmanNya dalam Kitab Suci, dan doa yang rendah hati, dengan bantuan Roh Kudus saya akan dimampukan melihat kesalahan saya untuk segera diperbaiki dan saya akan dimampukanNya memahami tipu daya kuasa kegelapan yg menipu itu ? Kata-kata Daud adalah doa dari jiwa yang bertobat: “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. Sesungguhnya, dal...
Comments
Post a Comment