Masihkah saya gemar mengeluh dan menggerutu atas hidup yang saya jalani sampai hari ini ?
Sudahkah saya memandang ke salib, memandang Anak Allah yg tergantung di sana karena 'sepakterjang' dan dosa2 saya ?
Gantinya saya mengeluh dan menggerutu, ada pekerjaan di hadapan saya untuk menaklukkan kesombongan dan kesia-siaan yang mencari tempat di hati saya, dan melalui penyesalan dan iman untuk membawa diri saya ke dalam percakapan yang akrab dan kudus dengan Kristus....?
Saya harus menyangkal diri, dan terus berjuang melawan kesombongan diri. Saya harus menyembunyikan diri di dalam Yesus, dan membiarkan Dia muncul dalam karakter dan percakapan saya (gantinya mengeluh & menggerutu) ?
Datanglah, kamu yang mencari kesenanganmu sendiri dalam kesenangan terlarang dan pemanjaan dosa, kamu yang tercerai-berai dari Kristus, pandanglah salib Kalvari; lihatlah korban kerajaan menderita karenamu, dan selagi kamu memiliki kesempatan, jadilah bijaksana, dan carilah mata air kehidupan dan kebahagiaan sejati.
Marilah, kamu yang mengeluh dan menggerutu atas ketidaknyamanan kecil dan beberapa pencobaan yang harus kamu hadapi dalam hidup ini, lihatlah Yesus, Pencipta dan Penyempurna imanmu.
Dia berbalik dari takhta kerajaan-Nya, perintah-Nya yang tinggi, dan, mengesampingkan keilahian-Nya, mengenakan diri-Nya dengan kemanusiaan. Demi kita, Dia ditolak dan dihina; Dia menjadi miskin agar kita melalui kemiskinan-Nya menjadi kaya.
Dapatkah kamu melihat dengan mata iman penderitaan Kristus, menceritakan pencobaanmu, kisah kesengsaraanmu? Dapatkah kamu menyimpan dendam di dalam hatimu sementara kamu mengingat doa yang keluar dari bibir pucat dan gemetar Kristus untuk para pencerca-Nya, para pembunuh-Nya: “Bapa, ampunilah mereka; karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan”? {LHU 233.3}
Ada pekerjaan di hadapan kita untuk menaklukkan kesombongan dan kesia-siaan yang mencari tempat di hati kita, dan melalui penyesalan dan iman untuk membawa diri kita ke dalam percakapan yang akrab dan kudus dengan Kristus....
Kita harus menyangkal diri, dan terus berjuang melawan kesombongan. Kita harus menyembunyikan diri di dalam Yesus, dan membiarkan Dia muncul dalam karakter dan percakapan kita.
Sementara kita terus-menerus memandang kepada Dia yang telah ditikam oleh dosa-dosa kita dan kesengsaraan kita, kita akan memperoleh kekuatan untuk menjadi seperti Dia.
Hidup kita, tingkah laku kita, akan bersaksi betapa kita menghargai Penebus kita, dan keselamatan yang telah Dia buat bagi kita dengan harga yang sedemikian besar bagi diri-Nya.
Dan kedamaian kita akan seperti sungai sementara kita mengikat diri kita sendiri dalam tawanan yang rela dan bahagia kepada Yesus (The Signs of the Times, 17 Maret 1887). {LHU 233.4}
Come, you who are seeking your own pleasure in forbidden joys and sinful indulgences, you who are scattering from Christ, look upon the cross of Calvary; behold the royal victim suffering on your account, and while you have opportunity be wise, and seek the fountain of life and true happiness. Come, you who complain and murmur at the little inconveniences and the few trials you must meet in this life, look on Jesus, the author and finisher of your faith. He turned from His royal throne, His high command, and, laying aside His divinity, clothed Himself with humanity. For our sakes He was rejected and despised; He became poor that we through His poverty might be made rich. Can you, beholding by the eye of faith the sufferings of Christ, tell your trials, your tale of woe? Can you nurse revenge in your heart while you remember the prayer that came from the pale and quivering lips of Christ for His revilers, his murderers: “Father, forgive them; for they know not what they do”? {LHU 233.3}
There is a work before us to subdue the pride and vanity that seek a place in our hearts, and through penitence and faith to bring ourselves into familiar and holy converse with Christ.... We must deny self, and fight continually against pride. We must hide self in Jesus, and let Him appear in our character and conversation. While we look constantly to Him whom our sins have pierced and our sorrows have burdened, we shall acquire strength to be like Him. Our lives, our deportment, will testify how highly we prize our Redeemer, and the salvation He has wrought out for us at such a cost to Himself. And our peace will be as a river while we bind ourselves in willing, happy captivity to Jesus (The Signs of the Times, March 17, 1887). {LHU 233.4}
Comments
Post a Comment