Roh meninggikan diri mempersiapkan jalan bagi kejatuhan saya ?
Keinginan tidak suci akan muncul dan menguasai saya, saat saya terpisah dari Allah ?
Rasa aman diri karena kekuasaan yg terpisah dari Allah memudahkan Setan mengalahkan saya ?
Roh meninggikan diri mempersiapkan jalan bagi kejatuhan Daud. Sanjungan, kekuasaan, dan kemewahan mempengaruhi hidupnya. Menurut kebiasaan yang berlaku di antara para penguasa Timur, kejahatan yang tidak dapat ditoleransi pada rakyatnya tidak dihukumkan kepada raja. Semua ini cenderung mengurangi kepekaan Daud tentang dosa. Dia mulai percaya pada kebijaksanaan dan kekuatannya sendiri. {EP 520.2}
Segera setelah Setan dapat memisahkan jiwa dari Allah, dia akan membangkitkan keinginan-keinginan yang tidak suci dari sifat kedagingan manusia. Pekerjaan musuh, pada awalnya, tidak secara tiba-tiba dan mengejutkan. Itu dimulai dari hal-hal yang tampaknya kecil—kelalaian untuk mengandalkan Allah sepenuhnya, perilaku mengikuti praktik-praktik dunia. {EP 520.3}
Daud kembali ke Yerusalem. Orang Siria sudah menyerah, dan penggulingan total orang Amon tampaknya pasti. Daud dikelilingi oleh buah-buah kemenangan dan kehormatan dari kekuasaannya yang cakap. Sekarang si penggoda mengambil kesempatan untuk menguasai pikirannya.
Dalam kemudahan dan keamanan diri, Daud menyerah kepada Setan dan membawa noda bersalah ke dalam jiwanya. Dia, pemimpin bangsa yang ditunjuk oleh Surga, yang dipilih oleh Allah untuk melaksanakan hukum-Nya, sendirinya menginjak-injak ajaranNya. Dia yang seharusnya menakutkan bagi pelaku kejahatan, dengan tindakannya sendiri memperkuat tangan kejahatan. {EP 520.4}
Bersalah dan tidak menyesal, Daud tidak meminta petunjuk dari Surga, tetapi berusaha melepaskan diri dari bahaya yang melibatkan dosa. Batsyeba, yang kecantikannya mematikan telah terbukti menjerat raja {EP 521.1}
The spirit of self-exaltation prepared the way for David’s fall. Flattery, power, and luxury were not without effect upon him. According to the customs prevailing among Eastern rulers, crimes not to be tolerated in subjects were uncondemned in the king. All this tended to lessen David’s sense of the exceeding sinfulness of sin. He began to trust to his own wisdom and might. {EP 520.2}
As soon as Satan can separate the soul from God, he will arouse the unholy desires of man’s carnal nature. The work of the enemy is not, at the outset, sudden and startling. It begins in apparently small things—neglect to rely upon God wholly, the disposition to follow the practices of the world. {EP 520.3}
David returned to Jerusalem. The Syrians had already submitted, and the complete overthrow of the Ammonites appeared certain. David was surrounded by the fruits of victory and the honors of his able rule. Now the tempter seized the opportunity to occupy his mind. In ease and self-security, David yielded to Satan and brought upon his soul the stain of guilt. He, the Heaven-appointed leader of the nation, chosen by God to execute His law, himself trampled upon its precepts. He who should have been a terror to evildoers, by his own act strengthened their hands. {EP 520.4}
Guilty and unrepentant, David did not ask guidance from Heaven, but sought to extricate himself from the dangers in which sin had involved him. Bathsheba, whose fatal beauty had proved a snare to the king {EP 521.1}
Comments
Post a Comment