Harusnya saya paham bahwa perjanjian Abraham disahkan oleh darah Kristus, dan itu disebut perjanjian "kedua," atau "baru," karena darah yang digunakan untuk dimeteraikan dicurahkan setelah darah perjanjian pertama ?
Perjanjian kasih karunia bukanlah kebenaran baru, karena itu ada dalam pikiran Tuhan dari segala kekekalan. Inilah mengapa ini disebut perjanjian yang kekal ?
Sudahkah saya juga menerima perjanjian kekal yang mengacu hanya kepada Yesus Kristus, Anak Allah, bukan perjanjian yg selain itu ?
Kej. 17:7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
Karena Alkitab menyajikan dua hukum, yang satu tidak berubah dan kekal, yang lain bersifat sementara, jadi ada dua perjanjian.
Perjanjian anugrah pertama kali dibuat dengan manusia di Eden, ketika setelah Kejatuhan, diberikan janji ilahi bahwa benih perempuan akan meremukkan kepala ular. Kepada semua orang perjanjian ini menawarkan pengampunan, dan anugerah bantuan dari Allah untuk ketaatan di masa depan melalui iman di dalam Kristus.
Itu juga menjanjikan mereka kehidupan kekal dengan syarat setia pada hukum Tuhan. Dengan demikian para patriark menerima harapan keselamatan. {FLB 77,2}
Perjanjian yang sama ini diperbarui kepada Abraham dengan janji, "Dalam benihmu semua bangsa di bumi akan diberkati." Kejadian 22:18.
Janji ini menunjuk pada Kristus.
Jadi Abraham memahaminya, dan dia percaya kepada Kristus untuk pengampunan dosa. Iman inilah yang diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Perjanjian dengan Abraham juga mempertahankan otoritas hukum Allah. Tuhan menampakkan diri kepada Abraham, dan berkata, “Akulah Allah Yang Mahakuasa; berjalanlah di depanku, dan jadilah engkau sempurna. ”
Kesaksian Allah mengenai hamba-Nya yang setia adalah, “Abraham mematuhi suaraKU, dan menaati tanggung jawabKU, perintah-perintahKU, ketetapan-ketetapanKU, dan hukum-hukumKU.” Kejadian 17: 1; 26: 5 .... {FLB 77.3}
Perjanjian Abraham disahkan oleh darah Kristus, dan itu disebut perjanjian "kedua," atau "baru," karena darah yang digunakan untuk dimeteraikan dicurahkan setelah darah perjanjian pertama. {FLB 77.4}
Perjanjian kasih karunia bukanlah kebenaran baru, karena itu ada dalam pikiran Tuhan dari segala kekekalan. Inilah mengapa ini disebut perjanjian yang kekal.47 {FLB 77.5}
Ada harapan bagi kita hanya saat kita berada di bawah perjanjian Abraham, yaitu perjanjian kasih karunia oleh iman di dalam Kristus Yesus. Injil yang dikhotbahkan kepada Abraham, yang melaluinya dia memiliki harapan, adalah Injil yang sama yang diberitakan kepada kita hari ini .... Abraham memandang kepada Yesus, yang juga penulis dan penyempurna iman kita.{FLB 77.6}
And I will establish my covenant between me and thee and thy seed after thee in their generations for an everlasting covenant, to be a God unto thee, and to thy seed after thee. Genesis 17:7. {FLB 77.1}
As the Bible presents two laws, one changeless and eternal, the other provisional and temporary, so there are two covenants. The covenant of grace was first made with man in Eden, when after the Fall, there was given a divine promise that the seed of the woman should bruise the serpent’s head. To all men this covenant offered pardon, and the assisting grace of God for future obedience through faith in Christ. It also promised them eternal life on condition of fidelity to God’s law. Thus the patriarchs received the hope of salvation. {FLB 77.2}
This same covenant was renewed to Abraham in the promise, “In thy seed shall all the nations of the earth be blessed.” Genesis 22:18. This promise pointed to Christ. So Abraham understood it, and he trusted in Christ for the forgiveness of sins. It was this faith that was accounted unto him for righteousness. The covenant with Abraham also maintained the authority of God’s law. The Lord appeared unto Abraham, and said, “I am the Almighty God; walk before me, and be thou perfect.” The testimony of God concerning His faithful servant was, “Abraham obeyed my voice, and kept my charge, my commandments, my statutes, and my laws.” Genesis 17:1; 26:5.... {FLB 77.3}
The Abrahamic covenant was ratified by the blood of Christ, and it is called the “second,” or “new,” covenant, because the blood by which it was sealed was shed after the blood of the first covenant.46 {FLB 77.4}
The covenant of grace is not a new truth, for it existed in the mind of God from all eternity. This is why it is called the everlasting covenant.47 {FLB 77.5}
There is hope for us only as we come under the Abrahamic covenant, which is the covenant of grace by faith in Christ Jesus. The gospel preached to Abraham, through which he had hope, was the same gospel that is preached to us today.... Abraham looked unto Jesus, who is also the author and the finisher of our faith.48 {FLB 77.6}
Comments
Post a Comment