Keangkuhan saya, yang mengaku umat TUHAN sekalipun, hasilnya akan buruk ?
Keangkuhan saya, yang rajin melayani TUHAN sekalipun, adalah benih jahat yang ditabur yang pada waktunya akan menghasilkan tuaian celaka ?
Saya masih gemar angkuh ?
Masih bercermin dari sepakterjang Hizkia, yang mengaku umat TUHAN juga, seperti pengakuan saya ?
Kunjungan para duta besar ini merupakan ujian dari rasa syukur dan pengabdian Hizkia. “Maka dalam hal utusan para pangeran Babel, yang telah dikirim kepadanya untuk menanyakan tentang tanda yang telah dilakukan di negeri itu, Tuhan menyerahkannya kepada dirinya sendiri, untuk mengadili dia dan untuk mengetahui semua itu. ada di dalam hatinya. " 2 Tawarikh 32:31, RSV.
Seandainya Hizkia menjadi saksi atas kebaikan, belas kasihan Tuhan, laporan para duta besar akan menjadi seperti cahaya yang menembus kegelapan. Namun dia meninggikan dirinya sendiri di atas Tuhan semesta alam, "karena ia menjadi angkuh" Ayat 25.
Betapa buruk hasilnya!
Kepada Yesaya terungkap bahwa raja Babilonia dan para penasihatnya akan berencana untuk memperkaya negara mereka sendiri dengan harta Yerusalem.
Hizkia telah melakukan dosa yang sangat menyedihkan.
"Karena itu ada murka atas dia, dan atas Yehuda dan Yerusalem." Ayat 25.
“Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada Raja Hizkia, dan berkata kepadanya,…. Apa yang mereka lihat di rumahmu? Dan Hizkia menjawab, Semua yang ada di rumahku telah mereka lihat: tidak ada di antara hartaku yang belum kutunjukkan kepada mereka. "
Kemudian Yesaya berkata, “Lihatlah, waktunya akan datang, bahwa semua yang ada di rumahmu, dan apa yang telah disimpan leluhurmu sampai hari ini, akan dibawa ke Babel: tidak ada yang tersisa, firman Tuhan. Dan dari putra-putramu ... akan mereka ambil; dan mereka akan menjadi kasim di istana raja Babel. " Yesaya 39: 3-7.
Dipenuhi dengan penyesalan, “Hizkia merendahkan dirinya karena kesombongan hatinya, baik dia maupun penduduk Yerusalem, sehingga murka Tuhan tidak datang atas mereka pada zaman Hizkia.” 2 Tawarikh 32:26.
Tetapi benih jahat yang ditabur akan menghasilkan tuaian celaka.
Tulisan aslinya :
The visit of the ambassadors was a test of Hezekiah’s gratitude and devotion. “And so in the matter of the envoys of the princes of Babylon, who had been sent to him to inquire about the sign that had been done in the land, God left him to himself, in order to try him and to know all that was in his heart.” 2 Chronicles 32:31, RSV. Had Hezekiah borne witness to the goodness, the compassion of God, the report of the ambassadors would have been as light piercing darkness. But he magnified himself above the Lord of hosts, “for his heart was lifted up.” Verse 25. {SS 182.4}
How disastrous the results! To Isaiah it was revealed that the king of Babylon and his counselors would plan to enrich their own country with the treasures of Jerusalem. Hezekiah had grievously sinned. “Therefore there was wrath upon him, and upon Judah and Jerusalem.” Verse 25. {SS 183.1}
“Then came Isaiah the prophet unto King Hezekiah, and said unto him, ... . What have they seen in thine house? And Hezekiah answered, All that is in mine house have they seen: there is nothing among my treasures that I have not showed them.” Then Isaiah said, “Behold, the days come, that all that is in thine house, and that which thy fathers have laid up in store until this day, shall be carried to Babylon: nothing shall be left, saith the Lord. And of thy sons ... shall they take away; and they shall be eunuchs in the palace of the king of Babylon.” Isaiah 39:3-7. {SS 183.2}
Filled with remorse, “Hezekiah humbled himself for the pride of his heart, both he and the inhabitants of Jerusalem, so that the wrath of the Lord came not upon them in the days of Hezekiah.” 2 Chronicles 32:26. But the evil seed sown was to yield a harvest of woe. {SS 183.3}
Comments
Post a Comment