"Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh" (Gal. 5: 25)
“Janganlah kita menginginkan kemuliaan yang sia-sia, saling memprovokasi, saling iri. ”
Banyak yang menipu jiwa mereka sendiri, karena, meskipun mereka menyetujui kebenaran, mereka gagal untuk disucikan melalui kebenaran.
Untuk memiliki pengalaman religius yang benar, penting tidak hanya memiliki gagasan yang cerdas tentang apa itu teori kebenaran, tetapi hati dan pikiran harus dilatih, dan kebiasaan itu harus selaras dengan kehendak Tuhan yang diungkapkan.
Kata, persyaratan Tuhan, harus dipelajari; karena jika kita menenun ke dalam pengalaman kita asas-asas yang salah, kita akan menghargai gagasan-gagasan yang salah tentang apa yang dimaksud dengan seorang Kristen, dan tidak akan didapati menuruti suara Tuhan.
Kita tidak dapat secara spiritual membedakan karakter Tuhan, atau menerima Yesus Kristus dengan iman, kecuali hidup dan karakter kita ditandai oleh kemurnian, dengan membuang imajinasi, dan dari setiap hal tinggi yang meninggikan dirinya sendiri melawan pengetahuan tentang Tuhan, dan dengan membawa ke tawanan setiap pikiran untuk ketaatan Kristus. {ST 25 Desember 1893, par. 1}
Tulisan aslinya :
“If we live in the Spirit, let us also walk in the Spirit. Let us not be desirous of vain-glory, provoking one another, envying one another.” Many are deceiving their own souls, because, while they assent to the truth, they fail to become sanctified through the truth. To have a right religious experience it is essential not only to have an intelligent idea as to what is the theory of truth, but the heart and mind must be trained, and the habits must be in harmony with the expressed will of God. The word, the requirements of God, must be studied; for if we weave into our experience incorrect principles, we shall cherish false ideas as to what constitutes a Christian, and shall not be found obeying the voice of God. We cannot spiritually discern the character of God, or accept of Jesus Christ by faith, unless our life and character are marked by purity, by the casting down of imaginations, and of every high thing that exalts itself against the knowledge of God, and by bringing into captivity every thought to the obedience of Christ. {ST December 25, 1893, par. 1}
Comments
Post a Comment