Apakah saya sedang menghindari orang yg membutuhkan pertolongan dan meyakinkan diri bahwa itu bukan urusan saya ?
Pernahkah saya berpikir bahwa TUHAN punya maksud, kenapa saya dipertemukan dengan orang yg membutuhkan pertolongan ?
Tahukah saya, para malaikat surga melihat kesusahan keluarga Allah yg ada di bumi, dan mereka siap untuk bekerja sama dengan manusia dalam mengurangi penindasan dan penderitaan ?
Pada akhirnya sudahkah saya hidup sebagai muridNYA yg sejati ?
Lukas 4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku"
Dalam perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho, pengelana harus melewati sebagian belantara Yudea. Jalan menuju jurang liar berbatu, yang dipenuhi oleh perampok, dan sering menjadi tempat terjadinya kekerasan. Di sinilah pengelana itu diserang, kehilangan semua yang berharga, terluka dan memar, dan dibiarkan setengah mati di pinggir jalan.
Saat dia berbaring demikian, pemimpin agama datang ke arah itu; tapi dia hanya melihat ke arah pria yang terluka itu.
Kemudian orang Lewi muncul. Ingin tahu apa yang terjadi, dia berhenti dan melihat ke penderita. Dia tergerak atas apa yang harus dia lakukan; tapi itu bukanlah tugas yang menyenangkan. Dia berharap dia tidak datang ke sana, sehingga dia tidak perlu melihat orang yang terluka itu.
Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa kasus itu bukan urusannya. {DA 499.2}
Kedua pria ini berada di jabatan suci, dan berprofesi sbg yg menguraikan Kitab Suci. Mereka dari kelas yang dipilih secara khusus untuk menjadi wakil Tuhan bagi banyak orang.
Mereka seharusnya “dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat,” (Ibrani 5: 2), agar mereka dapat menuntun manusia untuk memahami kasih Tuhan yang besar terhadap umat manusia.
Pekerjaan yang harus mereka lakukan adalah sama dengan yang Yesus gambarkan sebagai pekerjaan-Nya ketika Dia berkata, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan yang patah hati, untuk memberitakan pembebasan kepada para tawanan, dan memulihkan penglihatan bagi yang buta, untuk membebaskan mereka yang terluka. ” Lukas 4:18. {DA 499.3}
Para malaikat surga melihat kesusahan keluarga Allah yg ada di bumi, dan mereka siap untuk bekerja sama dengan manusia dalam mengurangi penindasan dan penderitaan.
Tuhan dalam pemeliharaan-Nya telah membawa imam dan orang Lewi itu ke sepanjang jalan di mana orang yang terluka itu terbaring, agar mereka melihat kebutuhannya akan belas kasihan dan pertolongan.
Seluruh surga menyaksikan untuk melihat apakah hati orang-orang ini akan tersentuh dengan belas kasihan atas kesengsaraan manusia.
Juruselamat adalah Dia yang telah mengajar orang Ibrani di padang gurun; dari tiang awan dan tiang api Dia telah mengajarkan pelajaran yang sangat berbeda dari yang sekarang diterima orang-orang dari para pemuka agama dan guru mereka.
Ketentuan hukum yang penuh belas kasihan meluas bahkan ke hewan yang lebih rendah, yang tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata keinginan dan penderitaan mereka.
Petunjuk telah diberikan kepada Musa bagi anak-anak Israel untuk efek ini: “Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu. Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.” Keluaran 23: 4, 5.
Tetapi dalam diri orang yang terluka oleh perampok, Yesus menunjukkan kasus seorang saudara yang menderita.
Betapa lebihnya hati mereka telah tergerak dengan belas kasihan kepadanya daripada karena binatang yang membawa beban!
Pesan telah diberikan kepada mereka melalui Musa bahwa Tuhan, Allah mereka, “Allah yang agung, yang perkasa, dan yang menggetarkan,” “melakukan penghakiman terhadap anak yatim dan janda, dan mengasihi orang asing.” Karenanya Dia memerintahkan, “Karena itu kasihilah orang asing itu.” “Kasihilah dia seperti dirimu sendiri.” Ulangan 10: 17-19; Imamat 19:34. {DA 500.1}
Tulisan aslinya :
In journeying from Jerusalem to Jericho, the traveler had to pass through a portion of the wilderness of Judea. The road led down a wild, rocky ravine, which was infested by robbers, and was often the scene of violence. It was here that the traveler was attacked, stripped of all that was valuable, wounded and bruised, and left half dead by the wayside. As he lay thus, the priest came that way; but he merely glanced toward the wounded man. Then the Levite appeared. Curious to know what had happened, he stopped and looked at the sufferer. He was convicted of what he ought to do; but it was not an agreeable duty. He wished that he had not come that way, so that he need not have seen the wounded man. He persuaded himself that the case was no concern of his. {DA 499.2}
Both these men were in sacred office, and professed to expound the Scriptures. They were of the class specially chosen to be representatives of God to the people. They were to “have compassion on the ignorant, and on them that are out of the way” (Hebrews 5:2), that they might lead men to understand God’s great love toward humanity. The work they were called to do was the same that Jesus had described as His own when He said, “The Spirit of the Lord is upon Me, because He hath anointed Me to preach the gospel to the poor; He hath sent Me to heal the brokenhearted, to preach deliverance to the captives, and recovering of sight to the blind, to set at liberty them that are bruised.” Luke 4:18. {DA 499.3}
The angels of heaven look upon the distress of God’s family upon the earth, and they are prepared to co-operate with men in relieving oppression and suffering. God in His providence had brought the priest and the Levite along the road where the wounded sufferer lay, that they might see his need of mercy and help. All heaven watched to see if the hearts of these men would be touched with pity for human woe. The Saviour was the One who had instructed the Hebrews in the wilderness; from the pillar of cloud and of fire He had taught a very different lesson from that which the people were now receiving from their priests and teachers. The merciful provisions of the law extended even to the lower animals, which cannot express in words their want and suffering. Directions had been given to Moses for the children of Israel to this effect: “If thou meet thine enemy’s ox or his ass going astray, thou shalt surely bring it back to him again. If thou see the ass of him that hateth thee lying under his burden, and wouldest forbear to help him, thou shalt surely help with him.” Exodus 23:4, 5. But in the man wounded by robbers, Jesus presented the case of a brother in suffering. How much more should their hearts have been moved with pity for him than for a beast of burden! The message had been given them through Moses that the Lord their God, “a great God, a mighty, and a terrible,” “doth execute the judgment of the fatherless and widow, and loveth the stranger.” Wherefore He commanded, “Love ye therefore the stranger.” “Thou shalt love him as thyself.” Deuteronomy 10:17-19; Leviticus 19:34. {DA 500.1}
Comments
Post a Comment