Apakah saya masih gemar mengeluarkan kata2 yang murahan, 'remeh-temeh', perkataan2 yg tdk penting ? gemar tertawa keras dan riuh ?
Apakah saya sedang menyalakan 'api asing' ?
Tahukah saya, sejak saya muda, Kristus ingin orang2 muda menyerahkan diri kepadaNya, dengan semua yang ada ?
Sadarkah saya bahaya yang saya hadapi saat tidak terhubung dengan Tuhan ? sudahkah saya jujur kepadaNYA ?
Apakah perilaku hidup saya sedang membahayakan jiwa saya dan juga orang2 di sekitar saya ?
Apa TUHAN tidak lihat ?
Amsal 15:3 Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.
Kristus ingin orang2 muda menyerahkan diri kepadaNya, dengan semua yang mereka miliki.
Waktu kita, karakter kita, pengaruh kita, adalah milik Tuhan, dan harus diberikan untuk melayani Dia.
Setiap jam dalam sehari kita harus menyadari bahwa Tuhan sudah semakin dekat, Dia melihat semua yang kita lakukan, dan mendengar setiap kata yang kita ucapkan.
Mata Tuhan ada di setiap tempat, melihat yang jahat dan yang baik.
Pemazmur berkata, "Tidak ada sepatah kata pun di lidahku, tetapi, sesungguhnya, ya Tuhan, Engkau mengetahuinya segalanya" {YI 14 Juli 1898, par. 3}
Seringkali ucapan datang kepada para orang muda, "Berhati-hatilah."
Pada titik inilah mereka paling sering gagal.
Mereka tidak menunjukkan diri sebagai pria dan wanita yang memiliki akal sehat.
Mereka tidak menyadari bahaya yang mereka hadapi saat tidak terhubung dengan Tuhan.
Tuhan memanggil mereka untuk memperlakukan diri mereka sendiri dengan jujur, untuk berurusan dengan Tuhan dengan jujur.
Harus ada percampuran antara yang sakral dan yang umum dalam percakapan kita.
Kata-kata yang murah, duniawi, dan tidak Kristen dapat direpresentasikan sebagai “api asing,” dan dengan ini Tuhan tidak dapat melakukan apa-apa.
Tawa yang keras dan riuh adalah penyangkalan akan Tuhan di dalam jiwa; karena itu mengungkapkan bahwa kebenaran tidak menguasai hati.
Semua yg demikian tersebut belum bertobat. Mereka adalah batu sandungan dalam cara yang telah Tuhan persiapkan dengan harga yang tidak terbatas.
Dia akan menjaga jalan itu tetap jelas, agar tidak ada orang berdosa yang salah, atau berbuat salah karena batu sandungan yang ditempatkan oleh mereka yang belum bertobat di jalan oleh kehidupan mereka yang tidak suci.
Biarkan semua hal yang ringan dan remeh, semua percakapan murahan, disingkirkan.
Dengan kata-kata kita yang sia-sia dan teladan tidak Kristen, kita tidak menghormati Tuhan, dan tidak hanya membahayakan jiwa kita sendiri, tetapi juga jiwa orang-orang yang bergaul dengan kita. {YI 14 Juli 1898, par. 4}
Tulisan aslinya :
Christ would have the youth surrender themselves to him, with all that they possess. Our time, our character, our influence, belong to God, and should be given to do him service. Every hour of the day we should realize that the Lord is near, that he sees all we do, and hears every word we utter. “The eyes of the Lord are in every place, beholding the evil and the good.” Says the psalmist, “There is not a word in my tongue, but, lo, O Lord, thou knowest it altogether.” {YI July 14, 1898, par. 3}
Often the word has come to the youth, “Be sober-minded.” It is upon this point that they most often fail. They do not show themselves men and women of common sense. They do not realize the peril they are in when not connected with God. The Lord calls upon them to deal honestly with themselves, to deal honestly with God. There must be no mingling of the sacred and the common in our conversation. Cheap, earthly, unchristian words may be represented as “strange fire,” and with this God can have nothing to do. The loud, boisterous laugh is a denial of God in the soul; for it reveals that the truth is not ruling in the heart. All such professors have yet to be converted. They are stumbling-blocks in the way which God has prepared at infinite cost. He would keep the path clear and plain, that no sinner may mistake it, or err because of the stumbling-blocks which unconverted professors place in the way by their unconsecrated, unholy lives. Let all lightness and trifling, all cheap conversation, be put away. By our vain words and unchristian example, we dishonor God, and imperil not only our own souls, but also the souls of those with whom we associate. {YI July 14, 1898, par. 4}
Comments
Post a Comment