Yes. 58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.
“Jika engkau memalingkan kakimu dari hari Sabat [dari menginjak-injaknya, menjadikannya sia-sia], dari melakukan kesenanganmu pada hari suci-Ku; dan menyebut hari Sabat hari kesenangan, hari kudus Tuhan, terhormat; dan harus menghormati-Nya, tidak melakukan jalanmu sendiri, atau menemukan kesenanganmu sendiri, atau mengucapkan kata-katamu sendiri: maka engkau akan bersukacita dirimu di dalam Tuhan; dan Aku akan membuatmu naik ke tempat-tempat tinggi di bumi, dan memberimu makan dengan pusaka Yakub ayahmu: karena mulut Tuhan telah memfirmankannya. " {2T 701,3}
Ketika hari Sabat dimulai, kita harus menjaga diri kita sendiri, atas tindakan dan perkataan kita, jangan sampai kita merampok Tuhan dengan menggunakan waktu kita sendiri yang secara ketat milik Tuhan.
Kita seharusnya tidak melakukan kehendak kita sendiri, atau membiarkan anak-anak kita melakukan, segala cara pekerjaan kita sendiri untuk mata pencaharian, atau apapun yang dapat dilakukan dalam enam hari kerja.
Jumat adalah hari persiapan.
Waktu kemudian dapat digunakan untuk membuat persiapan yang diperlukan untuk hari Sabat dan untuk memikirkan dan membicarakannya.
Tidak ada yang di pandangan Sorga akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap Sabat suci yang harus dibiarkan tak terucapkan atau dibatalkan, untuk dikatakan atau dilakukan pada hari Sabat.
Tuhan tidak hanya menuntut agar kita menahan diri dari pekerjaan fisik pada hari Sabat, tetapi pikiran didisiplinkan untuk memikirkan tema-tema sakral.
Perintah keempat sebenarnya dilanggar dengan membicarakan hal-hal duniawi atau dengan terlibat dalam percakapan yang ringan dan remeh. Berbicara tentang apa saja atau segala sesuatu yang mungkin muncul di pikiran berarti mengucapkan kata-kata kita sendiri. Setiap penyimpangan dari yg benar membawa kita ke dalam perbudakan dan kutukan. {2T 702.1}
“If thou turn away thy foot from the Sabbath [from trampling upon it, setting it at nought], from doing thy pleasure on My holy day; and call the Sabbath a delight, the holy of the Lord, honorable; and shalt honor Him, not doing thine own ways, nor finding thine own pleasure, nor speaking thine own words: then shalt thou delight thyself in the Lord; and I will cause thee to ride upon the high places of the earth, and feed thee with the heritage of Jacob thy father: for the mouth of the Lord hath spoken it.” {2T 701.3}
When the Sabbath commences, we should place a guard upon ourselves, upon our acts and our words, lest we rob God by appropriating to our own use that time which is strictly the Lord’s. We should not do ourselves, nor suffer our children to do, any manner of our own work for a livelihood, or anything which could have been done on the six working days. Friday is the day of preparation. Time can then be devoted to making the necessary preparation for the Sabbath and to thinking and conversing about it. Nothing which will in the sight of Heaven be regarded as a violation of the holy Sabbath should be left unsaid or undone, to be said or done upon the Sabbath. God requires not only that we refrain from physical labor upon the Sabbath, but that the mind be disciplined to dwell upon sacred themes. The fourth commandment is virtually transgressed by conversing upon worldly things or by engaging in light and trifling conversation. Talking upon anything or everything which may come into the mind is speaking our own words. Every deviation from right brings us into bondage and condemnation. {2T 702.1}
Comments
Post a Comment