Why 20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Dan laut menyerahkan orang mati yang ada di dalamnya; dan kematian dan neraka menyerahkan orang mati yang ada di dalamnya; dan mereka dihakimi setiap orang menurut pekerjaan mereka. Dan kematian dan neraka dilemparkan ke dalam lautan api. Ini adalah kematian kedua. Dan siapa pun yang tidak ditemukan tertulis dalam kitab kehidupan, dilemparkan ke dalam lautan api. " {ST 10 Juli 1893, par. 1}
Jika kita mengingat peristiwa-peristiwa penting yang akan segera terjadi, karakter kita tidak akan begitu lemah. Kita akan merasa bahwa kita hidup di hadirat Tuhan, dan terpesona dan takjub kita harus mengindahkan perintah, "Tenanglah dan ketahuilah bahwa Akulah Tuhan." Oh, kapankah kita pernah menyadari nilai penuh dari pekerjaan dan perantaraan Juruselamat kita? Kapankah kita akan mengandalkan dia dengan keyakinan penuh, dan menjalani kehidupan yang mulia, murni, dan berbakti? Sampai seberapa tinggi imajinasi mencapai ketika dikuduskan dan diilhami oleh kebajikan Kristus! Kita bisa menikmati kemuliaan masa depan, dunia kekal. Kita mungkin hidup seperti melihat dia yang tidak terlihat. Berjalan dengan iman dan bukan dengan penglihatan. Iman adalah substansi dari hal-hal yang diharapkan, bukti dari hal-hal yang tidak terlihat. {ST 10 Juli 1893, par. 2}
Dengan menyelidiki Kitab Suci kita dapat memahami siapa kita bagi Kristus, dan siapa Dia bagi kita. Dengan memandangnya kita akan berubah menjadi citranya, menjadi rekan sekerja dengannya, wakilnya dalam kehidupan dan karakter. Kita harus belajar untuk menyadari bahwa kita harus hidup sebagai putra dan putri Allah, sangat mengasihi Allah, dan sesama kita sebagai diri kita sendiri. Kita harus menjalani hidup yang murni dan sempurna demi Kristus. Kita harus mencintai kesempurnaan karena Yesus adalah perwujudan dari kesempurnaan, pusat daya tarik yang agung. Kehidupan yang kita jalani sekarang harus kita jalani dengan iman kepada Anak Allah. {ST 10 Juli 1893, par. 3}
Jika kita mengikuti Kristus, kita tidak akan memiliki pengalaman spasmodis, dan digerakkan oleh keadaan dan dipengaruhi oleh lingkungan kita. Kita tidak akan membiarkan perasaan mengendalikan kita, dan memanjakan diri dalam resah, iri, mencari-cari kesalahan, kecemburuan, dan kesombongan. {ST 10 Juli 1893, par. 4}
Pemanjaan dalam hal-hal inilah yang membuat kita tidak selaras dengan kehidupan Kristus yang harmonis, dan mencegah kita untuk menjadi pemenang. Kita harus digerakkan oleh tujuan mulia untuk memenangkan kemenangan harian, dan dengan kewaspadaan dan doa yang tulus untuk mencapai kendali penuh atas diri sendiri. Ketika pencobaan kecil menimpa kita, dan kata-kata diucapkan yang melukai dan meremukkan jiwa, berbicaralah kepada diri Anda sendiri dan katakan, “Saya adalah anak Allah, pewaris bersama Yesus Kristus, rekan sekerja surga, dan saya tidak mampu dengan mudah tersinggung, untuk selalu memikirkan diri sendiri; karena ini akan menghasilkan karakter yang menyimpang, dan tidak layak untuk panggilan tinggi saya. Bapa Surgawi saya telah memberi saya pekerjaan untuk dilakukan, dan biarkan saya melakukannya dengan layak demi nama-Nya. " {ST 10 Juli 1893, par. 5}
Tulisan aslinya :
And the sea gave up the dead which were in it; and death and hell delivered up the dead which were in them; and they were judged every man according to their works. And death and hell were cast into the lake of fire. This is the second death. And whosoever was not found written in the book of life was cast into the lake of fire.” {ST July 10, 1893, par. 1}
If we would bear in mind the momentous events which are soon to take place, we would not be so weak in character. We would feel that we were living in the presence of God, and awed and amazed we should heed the injunction, “Be still and know that I am God.” Oh, when shall we ever realize the full value of our Saviour’s work and intercession? When shall we rely upon him with full confidence, and live a noble, pure, and devoted life? To what heights may the imagination reach when sanctified and inspired by the virtue of Christ! We may take in the glories of the future, eternal world. We may live as seeing him who is invisible. Walk by faith and not by sight. “Faith is the substance of things hoped for, the evidence of things not seen.” {ST July 10, 1893, par. 2}
Through searching the Scriptures we may come to understand what we are to Christ, and what he is to us. By beholding him we are to become changed into his image, becoming co-laborers with him, representatives of him in life and character. We must learn to realize that we are to live as the sons and daughters of God, loving God supremely, and our neighbor as ourselves. We are to live a pure, perfect life for Christ’s sake. We are to love perfection because Jesus is the embodiment of perfection, the great center of attraction. The life we now live we must live by faith in the Son of God. {ST July 10, 1893, par. 3}
If we follow Christ we shall not have a spasmodical experience, and be moved by circumstances and influenced by our surroundings. We shall not let feeling control us, and indulge in fretting, envying, fault-finding, jealousy, and vanity. {ST July 10, 1893, par. 4}
It is indulgence in these things that puts us out of harmony with the harmonious life of Christ, and prevents us from becoming overcomers. We should be actuated by the noble purpose of winning daily victories, and by watchfulness and sincere prayer attain to complete control of self. When petty trials come upon us, and words are spoken that cut and bruise the soul, speak to yourself and say, “I am a child of God, heir with Jesus Christ, a co-laborer with heaven, and I cannot afford to easily take offense, to be always thinking of self; for this will produce a distorted character, and is unworthy of my high calling. My Heavenly Father has given me a work to do, and let me do it worthily for his name’s sake.” {ST July 10, 1893, par. 5}
Comments
Post a Comment