Akibat ketidaktaatan Adam& Hawa, mereka harus bersusahpayah bekerja menjalani hidup di dunia yg sdh terpapar dosa ?
Anak Allah mempersembahkan diriNya kepada BapaNya sebagai korban bagi manusia, untuk menanggung kesalahan dan hukuman atas diriNya sendiri, dan menebus mereka dari kematian dengan mati menggantikan mereka, dan dengan demikian membayar tebusan ?
Bapa setuju memberikan AnakNya yang terkasih untuk menyelamatkan ras yang jatuh ini , Bapa dan Anak juga bekerja bagi keselamatan manusia ?
Kejadian 3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Dalam keringat di wajahmu engkau akan makan roti sampai engkau kembali ke tanah; karena dari situ telah engkau diambil, karena debu engkau, dan engkau kembali menjadi debu. ” Tuhan sekali lagi menetapkan hukuman mati di hadapan mereka, dan menyatakan bahwa mereka harus menderita karenanya. Malaikat suci dikirim untuk mengusir pasangan yang tidak patuh dari taman, sementara malaikat lainnya menjaga jalan menuju pohon kehidupan. Masing-masing dari malaikat perkasa ini memiliki pedang yang berkilauan di tangan kanannya. {3SG 45.2}
Adam diusir dari taman yang indah itu ke bumi dari mana dia berasal. Dan Tuhan menjaga pohon kehidupan dengan pedang yang menyala-nyala yang berputar ke segala arah, jangan sampai manusia memakannya dan mengabadikan hidup dalam dosa. {3SG 45.3}
Dalam kerendahan hati dan kesedihan yang tak terungkap Adam dan Hawa meninggalkan taman yang indah dimana mereka begitu bahagia sampai mereka tidak menaati perintah Tuhan.
Suasananya berubah, dan tidak lagi berubah seperti sebelum pelanggaran. Tuhan mendandani mereka dengan mantel kulit untuk melindungi mereka dari rasa dingin dan panas yang membuat mereka terpapar. {3SG 46.1}
Seluruh Surga berduka karena ketidaktaatan dan kejatuhan Adam dan Hawa, yang membawa murka Tuhan atas seluruh umat manusia.
Mereka terputus dari komunikasi dengan Tuhan, dan jatuh dalam kesengsaraan tanpa harapan.
Hukum Tuhan tidak dapat diubah untuk memenuhi kebutuhan manusia, karena dalam pengaturan Tuhan tidak pernah kehilangan kekuatanNya, atau menyerahkan bagian terkecil dari klaimNya. {3SG 46.2}
Anak Allah mengasihani manusia yang jatuh. Dia tahu bahwa hukum BapaNya tidak berubah seperti diriNya sendiri.
Dia hanya bisa melihat satu cara untuk melepaskan diri bagi pelanggar. Dia mempersembahkan diriNya kepada BapaNya sebagai korban bagi manusia, untuk menanggung kesalahan dan hukuman atas diriNya sendiri, dan menebus mereka dari kematian dengan mati menggantikan mereka, dan dengan demikian membayar tebusan.
Bapa setuju memberikan AnakNya yang terkasih untuk menyelamatkan ras yang jatuh; dan melalui jasa dan perantaraanNya janji untuk menerima manusia kembali yang menguntungkannya, dan untuk memulihkan kekudusan kepada sebanyak orang yang bersedia menerima penebusan yang dengan murah hati ditawarkan, dan mematuhi hukumnya. Demi Anak-Nya yang terkasih, Bapa menahan beberapa saat eksekusi kematian, dan kepada Kristus Dia melakukannya bagi ras yang sudah jatuh ini. {3SG 46.3}
Tulisan aslinya :
In the sweat of thy face shalt thou eat bread till thou return unto the ground; for out of it wast thou taken, for dust thou art, and unto dust shalt thou return.” God again sets the penalty of death before them, and declares they must suffer it. Holy angels were sent to drive out the disobedient pair from the garden, while other angels guarded the way to the tree of life. Each one of these mighty angels had in his right hand a glittering sword. {3SG 45.2}
Adam was driven out from that beautiful garden to till the earth from whence he came. And God guarded the tree of life with flaming swords which turned every way, lest man should eat of it and perpetuate a life of sin. {3SG 45.3}
In humility and inexpressible sadness Adam and Eve left the lovely garden wherein they had been so happy until they disobeyed the command of God. The atmosphere was changed, and it was no longer unvarying as before the transgression. God clothed them with coats of skins to protect them from the sense of chilliness and then of heat to which they are exposed. {3SG 46.1}
All Heaven mourned on account of the disobedience and fall of Adam and Eve, which brought the wrath of God upon the whole human race. They were cut off from communing with God, and were plunged in hopeless misery. The law of God could not be changed to meet man’s necessity, for in God’s arrangement it was never to lose its force, or give up the smallest part of its claims. {3SG 46.2}
The Son of God pities fallen man. He knows that the law of his Father is as unchanging as himself. He can only see one way of escape for the transgressor. He offers himself to his Father as a sacrifice for man, to take their guilt and punishment upon himself, and redeem them from death by dying in their place, and thus pay the ransom. The Father consents to give his dearly beloved Son to save the fallen race; and through his merits and intercession promises to receive man again into his favor, and to restore holiness to as many as should be willing to accept the atonement thus mercifully offered, and obey his law. For the sake of his dear Son the Father forbears a while the execution of death, and to Christ he commits the fallen race. {3SG 46.3}
Comments
Post a Comment