Tahukah saya, pengetahuan tentang Allah Bapa dan tentang Yesus Kristus yang dinyatakan dalam karakter adalah pendidikan yang sangat tinggi?
Tahukah saya, jika Roh KudusNya tidak ada dalam diri, saya jadi orang yg gemar menampilkan diri, gemar dipuji?
Galatia 2
20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Kita membutuhkan pengalaman yang Paulus miliki ketika dia menulis, “Aku disalibkan dengan Kristus: namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. " Galatia 2:20. {CT 36.3}
Pengetahuan tentang Allah Bapa dan tentang Yesus Kristus yang dinyatakan dalam karakter adalah pendidikan yang sangat tinggi. Itu adalah kunci yang membuka portal kota surgawi. Pengetahuan ini adalah tujuan Allah yang dimiliki semua orang yang mengenakan Kristus. {CT 37.1}
Dia yang melihat Kristus dalam penyangkalan diri-Nya, kerendahan hati-Nya, akan dipaksa untuk mengatakan, seperti yang dilakukan Daniel ketika dia melihat Yang seperti anak-anak manusia, "Kelayakan saya menjadi cacat saya" ...
Sifat manusia selalu berjuang untuk berekspresi, siap untuk tampilkan diri; tetapi orang yang belajar tentang Kristus dikosongkan dari diri sendiri, kesombongan, cinta akan supremasi, dan ada keheningan dalam jiwa.
Diri menyerah pada Roh Kudus. Maka kita tidak ingin memiliki tempat tertinggi. Kita tidak memiliki ambisi untuk dipuji dan menyikut diri kita sendiri untuk diperhatikan; tetapi kita merasa bahwa tempat tertinggi kita adalah di kaki Juru Selamat kita.
Kita memandang Yesus, menunggu tangan-Nya untuk memimpin, mendengarkan suara-Nya untuk membimbing. Rasul Paulus memiliki pengalaman ini, dan dia berkata, “Aku disalibkan dengan Kristus: namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. ”- Pikiran Dari Gunung Berkat, 14, 15. {MYP 162.2}
We need the experience that Paul had when he wrote, “I am crucified with Christ: nevertheless I live; yet not I, but Christ liveth in me: and the life which I now live in the flesh I live by the faith of the Son of God, who loved me, and gave Himself for me.” Galatians 2:20. {CT 36.3}
The knowledge of God and of Jesus Christ expressed in character is the very highest education. It is the key that opens the portals of the heavenly city. This knowledge it is God’s purpose that all who put on Christ shall possess. {CT 37.1}
He who beholds Christ in His self-denial, His lowliness of heart, will be constrained to say, as did Daniel when he beheld One like the sons of men, “My comeliness was turned in me into corruption.” ... Human nature is ever struggling for expression, ready for contest; but he who learns of Christ is emptied of self, of pride, of love of supremacy, and there is silence in the soul. Self is yielded to the disposal of the Holy Spirit. Then we are not anxious to have the highest place. We have no ambition to crowd and elbow ourselves into notice; but we feel that our highest place is at the feet of our Saviour. We look to Jesus, waiting for His hand to lead, listening for His voice to guide. The apostle Paul had this experience, and he said, “I am crucified with Christ: nevertheless I live; yet not I, but Christ liveth in me; and the life which I now live in the flesh, I live by the faith of the Son of God, who loved me, and gave Himself for me.”—Thoughts From the Mount of Blessing, 14, 15. {MYP 162.2}
Comments
Post a Comment